Rabu, 08 Juni 2011

kadar Ca dan Mg

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Balakang
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri (mandi), membersihkan ruangan tempat tinggal, menyiapkan makanan dan minum sampai dengan aktivitas-aktivitas lainnya.
Air merupakan komponen tubuh yang penting karena semua reaksi kimia yang berlangsung di seluruh jaringan tubuh memerlukan media cairan. Air dapat menyerap panas yang tinggi tanpa mengadakan perubahan suhu yang terlalu tinggi kerana panas jenis air yang terlalu tinggi. Sehingga suhu tubuh tidak terlalu berfluktuasi meskipun produksi kalor tinggi. Jumlah air tubuh seluruhnya kira-kira 50% berat badan, 55% daripadanya berupa cairan intra sel dan sisanya berupa cairan ekstra sel. Untuk lebih mengetahui mengenai air, terutama kandungan-kandungan logam yang terdapat dalam air, maka dilakukanlah percobaan ini.




Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini ialah:
Bagaimana menetukan kadar kalsium (Ca) dalam suatu sampel air dengan metode titrasi kompleksiometri ?
Bagaimana menetukan kadar magnesium (Mg) dalam suatu sampel air dengan metode titrasi kompleksiometri ?

Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
Untuk menentukan kadar kalsium (Ca) dalam suatu sampel air dengan metode titrasi kompleksiometri.
Untuk menentukan kadar magnesium (Mg) dalam suatu sampel air dengan metode titrasi kompleksiometri.

D. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah dapat mengetahui kadar kalsium (Ca) dan kadar magnesium (Mg) dalam suatu sampel dengan metode titrasi kompleksiometri.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam jaringan hidup, air merupakan medium untuk berbagai reaksi dan proses ekskresi. Air merupakan komponen utama baik dalam tanaman maupun hewan termasuk manusia. Tubuh manusia terdiri dari 60-70% air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air. Juga hara-hara dalam tanah hanya dapat diserap oleh akar dalam bentuk larutannya. Sebagian besar keperluan air sehari-hari berasal dari sumber air tanah dan sungai, air yang berasal dari PAM (air ledeng) juga bahan bakunya berasal dari sungai, oleh karena itu kuantitas dan kualitas sungai sebagai sumber harus dipelihara.
Sepanjang sejarah, kualitas dan kuantitas air yang sesuai dengan kebutuhan manusia merupakan faktor penting yang menentukan kesehatan hudupnya. Kuantitas air berhubungan dengan adanya bahan-bahan lain terutama senyawa-senyawa kimia baik dalam bentuk senyawa organik maupun anorganik juga adanya mikroorganisme yang memegang peranan penting dalam menentukan komposisi kimia air. Seluruh peradaban manusia dan makhluk hidup lainnya dapat lenyap karena kurangnya air yang disesbkan berbagai faktor terutama akibat dari perubahan iklim. Kualitas air yang buruk yang disebabkan adanya berbagai jenis bakteri pathogen dan kandungan bahan-bahan kimia berahaya dapat membunuh berjuta manusia terutama di negara-negara sedang berkembang.
Air secara alamiah tidak pernah dijumpai dalam keadaan betul-betul murni. Ketika air mengembun diudara dan jatuh dipermukaan bumi, air tersebut telah menyerap debu atau melarutkan oksigen, karbon dioksida dan berbagai jenis gas lainnya. Air tersebut, baik yang di atas maupun di bawah permukaan tanah waktu mengalir menuju ke berbagai tempat yang lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat-zat organik lainnya, selain itu sejumlah kecil hasil uraian zat organik seperti nitrit, nitrat, amoniak dan karbon dioksida akan larut ke dalamnya. Oleh karena itu terdapat kesukaran dalam menjelaskan sifat-sifat kimia dari perairan. Kapasitas air untuk menerima protein disebut Alkalinitas.
Air merupakan zat yang sangat penting bagi makhluk hidup. Tidak ada satupun makhluk hidup yang tidak membutuhkan air. Sumber air yang kita gunakan atau konsumsi sehari-hari, baik yang berasal dari air hujan, air tanah maupun yang air permukaan, itu memiliki kandung anti ingkat kesadahan yang berbeda-beda, ada yang memiliki tingkat kesadahan yang rendah misalnya air hujan atau air permukaan dan ada juga yang memiliki tingkat kesadahan yang cukup tinggi seperti air tanah terkhusus air tanah dalam karena melewati lapisan tanah kapur. Salah satu syarat air dikatakan berkualitas ketika mengandung garam-garam meneral dalam jumlah yang tidak berlebihan. Kesadahan yang dimaksud disini adalah efek yang terjadi ketika air banyak mengandung mineral dari kation logam bervalensi dua dalam jumlah yang berlebihan. Biasanya yang sering menimbulkan kesadahan adalah logam Ca++ dan Mg++. Kesadahan total terjadi ketika ion Ca++dan Mg++ secara bersama-sama dalam air..
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi. Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3. Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia, ataupun dengan menggunakan resin penukar ion.
Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap. Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi adalah : Ca(HCO3)2 (aq) –> CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g).
Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+:
CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) –> MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.
Pada penggunaan sabun yang berlebih bukan saja akan banyak memboroskan penggunaan sabun, tetapi gumpalan-gumpalan yang terjadi akan mengendap sebagai lapisan tipis pada alat-alat yang dicuci sehingga menggunakan peroses pembersihan dan pembilasan oleh air. Deterjen mempunyai sifat yang agak berbeda dengan sabun, Deterjen dapat menurunkan tekanan permukaan air tanpa harus bereaksi dahulu dengan setiap ion kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air, oleh karena itu deterjen dapat digunakan pada berbagai derajat kesadahan air. Sayangnya limbah deterjen jika masuk ke lingkungan tidak dapat dihancurkan oleh mikroba. Tetapi saat ini industri-industri sudah dapat memproduksi sejenis deterjen yang dapat dihancurkan oleh mikroba.
Ketika air yang digunakan adalah air sadah, maka sabun akan sukar berbiuh, kalaupun berbuih, berbuihnya sedikit. Kemudian untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air digunakan adalah air sadah tetap. Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun kesadahan tetap pada air yang digunakan dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit. Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya tidak dapat menggunakan zeolit yang sama selamanya. Sehingga pada rentang waktu tertentu anda harus menggantinya.
Secara umum dari kation-kation yang ditemukan dalam banyak ekosistem air tawar kalsium mempunyai konsentrasi tinggi. Kalsium adalah unsur kimia yang memegang peranan penting dalam banyak proses geokimia. Mineral merupakan sumber primer ion kalsium dalam air. Diantara mineral-mineral primer yang berperan adalah gips (CaSO4.2H2O), anhidratnya (CaSO4), dolomite (CaMg(CO3)2), kalsit dan aragonite yang merupakan modifikasi yang berbeda dari CaCO3.
EDTA dikenal dengan nama Versen, Complexon III, Sequesterene, Nullapon, Trilon B, Idranat dan sebagainya, strukturnya:

HOOC CH2 CH2COOH
N CH2 CH2 N
HOOC CH2 CH2COOH
Gambar 1, Struktur EDTA

Terlihat dari strukturnya bahwa molekul tersebut mengandung baik donor elektron dari atom oksigen maupun donor dari atom nitrogen sehingga dapat menghasilkan khelat bercincin sampai dengan enam secara serempak. Zat pengompleks ini adalah asam nitriliotriasetat N(CH2COOH)3. EDTA mudah larut dalam air, dapat diperoleh dalam keadaan murni. Tetapi karena adanya sejumlah tidak tertentu air, sebaiknya distandarisasi terlebih dahulu misalkan dengan menggunakan larutan kadmium.
Sebagian besar titrasi kompleksiometri mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai pengopleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator metalokromat. Indikator jenis ini contohnya adalah: eriochrome black t (ebt), pyrocatechol violet, xylenol orange, pan, zincon, asam asetat dan sebagainya. Keefektifan indikator tergantung pada kestabilannya. Struktur dari salah satu indikator, misalnya murexide:

O = NH4
HN C CO NH
CO C N C C C
NH CO CO NH

Gambar 2, Murexide (III) (pH = 6,0-13,0).

Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator EBT. Pada pH lebih tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya gangguan Cu bebas dari pipa-pipa saluran air dapat di masking dengan H2S. EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat kadang kala dapat digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca ataupun hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut terkopresipitasi dengan Mg, oleh karena itu EDTA direkomendasika.
EBT kurang baik sebagai indikator untuk Ca2+ karena kompleks Ca-Error-T sangat lemah jika dibandingkan dengan Mg-Error-T. Di dalam pelaksanaannya, larutan yang dititrasi perlu ditimbang Mg2+ sebelum distandarkan dengan zat penitrasi campuran MgY2- dan H2Y2- sehingga jika ditimbulkan pada Ca2+ yang stabil.
Penentuan kesadahan air dilakukan pada pH ≥ 10, sampel yang diselidiki perlu dibuffer sedang indikator yang digunakan yaitu EBT. Jika ion Mg2+ diperkirakan tak ada, titrasi dilakukan secara langsung. Tapi jika ada, ion Mg diendapkan terlebih dahulu dengan larutan NaOH. Kemudian sesudah Mg(OH)2 mengendap semua, titrasi dapat dilakukan dengan larutan baku EDTA pada pH 13.
Larutan buffer atau penyangga dapat dibuat dengan melarutkan suatu basa dengan garamnya bersama-sama. Campuran amonium hidroksida dan amonium klorida menunjukkan ketahanan terhadap ion hidrogen, karena ion hidrogen bereaksi dengan amonium hidroksida (yang tak terdisosiasi) itu:
NH4+ + OH- NH4OH
Sedang ketahanannya terhadap ion hidroksil didasarkan pada pembentukan basa yang tak terdisosiasi dari ion-ion amonium (yang berasal dari garamnya). Umumnya, larutan buffer mengandung campuran dari asam lemah dan garamnya atau suatu basa lemah dan garamnya. Konsentrasi ion hidrogen dapat dihitung dari tinjauan-tinjauan tentang kesetimbangan kimia yang terdapat dalam larutan-larutan demikian.



Kalsium dan magnesium adalah logam alkali tanah yang banyak terdapat pada dasar perairan dan saat ini pergerakan atau dengan adanya pencemaran, maka kandungan kalsium pada air permukaan dapat meningkat. Akibatnya parameter-parameter kualitas air akan turut berubah, seperti transparansi, turbiditas, dan bahkan dengan adanya gas CO2 dari udara akan menyebabkan terbentuknya garam kalsium dan magnesium yang stabil di dalam air.
Kalsium (Ca) adalah logam putih perak yang agak lunak. Ia melebur pada 845oC, terserang oleh oksigen atmosfer udara lembab dan pada reaksi ini terbentuk kalsium aksida dan kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen. Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+ dalam larutan-larutan air. Garam-garamnya biasa berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tak berwarna kecuali bila anionnya berwarna. Kalsium klorida padat bersifat higroskopis dan sering digunakan sebagai zat pengering. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah dalam etanol atau dalam campuran 1+1 dari etanol bebas air dan dietil eter.
Kalsium adalah unsur tebanyak ke lima dibumi, sangat banyak terdapat sebagai kalsium karbonat dalam deposit masif kapur (chalk), gamping atau batu kapur (limestone) dan marmer yang terbesar secara luas dimana-mana. Kapur terbentuk di dalam laut, terutama selama abad “Cretaceous” kira-kira 135 juta tahun lalu, dari kerangka organisme laut yang tidak terhitung jumlahnya. Batu kapur terbentuk dalam laut yang sama, tetapi sebagai endapan sederhana karena kelarutan kalsium karbonat menjadi berlebihan dalam air tersebut sehingga terjadi pengendapan.
Kalsium (Ca) merupakan unsur logam alkali tanah yang reaktif, mudah ditempa dan dibentuk serta berwarna putih perak. Kalsium bereaksi dengan air dan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen. Di alam kalsium ditemukan dalam bentuk senyawa-senyawa seperti kalsium karbonat (CaCO3) dalam batu kalsit, pualam dan batu kapur. Kalsium sulfat (CaSO4) dalam batu pualam putih atau Gypsum, kalsium fluorida (CaF2) dalam Florit setra kalsium fosfat (Ca3(PO4)2) dalam batuan fosfat dan silikat. Ca digunakan dalam pembuatan kapur, semen dan mortar serta dapat digunakan untuk membuat gigi dan tulang atau rangka tiruan.
Magnesium (Mg) dapat dihasilkan dengan beberapa cara. Sumber yang penting adalah batuan dolomite dan air laut yang mengandung 0,13% Mg. pertama-tama dolomite dikalsinasi menjadi campuran CaO/MgO dari mana kalsium akan dihasilkan dengan penukar ion menggunakan air laut. Kesetimbangannya disukai karena kelarutan Mg(OH)2 lebih rendah daripada Ca(OH)2. Magnesium berwrna putih keabu-abuan dan memounyai permukaan pelindung lapisan tipis oksida. Jadi ia tidak diserang oleh air meskipun kemungkinannya sangat kuat, kecuali bila berupa amalgam. Meskipun demikian ia mudah larut dalam asam encer. Magnesium digunakan dalam aliasi konstruksi sinar dan untuk pembuatan pereaksi Grignard dengan interaksinya terhadap alkali atau aril halida dsalam larutan encer.
Magnesium adalah ion paling umum ketiga yang dijumpai dalam air laut setelah natrium dan klorida, sehingga air laut merupakan sumber paling besar untuk industri logam ini. Magnesium mudah membentuk senyawa kovalen khususnya dengan senyawa organik berukuran relatif besar, logam ini sebagian besar dimanfaatkan untuk logam paduan aluminium-magnesium karena keringanannya.
















BAB III
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Senin/10 April 2011
Pukul : 08.00 – 11.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Alat dan Bahan
Alat
Botol semprot, bulb, buret 50 mL, erlenmeyer 250 mL, erlenmeyer 300 mL, gelas kimia 250 mL, gelas kimia 300 mL, klem, pipet skala 3 mL, pipet volume 25 mL, pH meter, spatula dan statif,

Bahan
Air sumur sebagai sampel, aquades, EBT, larutan buffer pH 10, larutan EDTA 0,01 M, larutan NaOH 1 N dan mureksid.

Prosedur Kerja
Uji kalsium (Ca)
25 mL sampel air dipipet ke dalam erlenmeyer, lalu ditambahkan 2 mL larutan NaOH 0,1 M sehingga pH larutan berkisar 12-13, selanjutnya ditambahkan sedikit indikator murekasid kemudian dititrasi dengan larutan EDTA yang sebelumnya telah dibakukan hingga berubah warna dari merah muda ke ungu.

Uji magnesium (Mg)
25 mL sampel air dipipet ke dalam erlenmeyer, lalu ditambahkan 2 mL larutan buffer hingga pH 10 kemudian ditambahkan sedikit indikator EBT hingga berwarna merah muda dan dititrasi dengan larutan EDTA hingga berubah warna menjadi biru.

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan
Penentuan kalsium (Ca)
Zat yang bereaksi Hasil pengamatan Volume EDTA
Sampel air + 2 mL larutan NaOH 1 N bening -
Ditambah sedikit indikator mureksid merah muda -
Ditirasi dengan larutan EDTA 0,01 M ungu 2,5 mL

Penentuan magnesium (Mg)
Zat yang bereaksi Hasil pengamatan Volume EDTA
Sampel air + 2 mL larutan buffer bening -
Ditambah sedikit indikator EBT merah muda -
Ditirasi dengan EDTA 0,01 M biru 3,4 mL

Perhitungan
Penentuan kalsium (Ca)
Dik: Vol EDTA = 2,5 mL
[EDTA] = 0,01 M
Ar Ca = 40
Dit: [Ca] …….?
Peny:
[Ca] = (volume EDTA ×[EDTA]×1000 ×Ar Ca)/(volume sampel)
= (2,5 mL×0,01 mol/L×1000 mg/g×40 g/mol)/(25 mL)
= (1000 mg/L )/25
= 40 mg/L

Penentuan magnesium (Mg)
Dik: Vol EDTA = 3,4 mL
[EDTA] = 0,01 M
Ar Mg = 24 g/mol
Dit: [Mg] …….?
Peny:
[Mg] = (volume EDTA ×[EDTA]×1000 ×Ar Mg)/(volume sampel)
= (3,4 mL×0,01 mol/L×1000 mg/g×24 g/mol)/(25 mL)
= (816 mg/L )/25
= 32,64 mg/L
Pembahasan
Pada pecobaan ini digunakan air sumur sebagai sampel yang akan diuji kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) yang terkndung didalamnya. Adapun bahan-bahan lain yang digunakan ialah EBT, larutan buffer, larutan EDTA 0,01 M, larutan NaOH 1 N dan mureksid.
Pada penentuan kadar kalsium (Ca) dalam sampel, terlebih dahulu memipet 25 mL sampel kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan dengan 2 mL NaOH 0,1 M hingga pH larutan berkisar 12-13. Penambahan NaOH bertujuan agar tidak terbentuk Ca(OH)2. Setelah penambahan NaOH pada larutan tetap bening, kemudian ditambahkan sedikit indikator mureksid hingga larutan berubah warna menjadi merah muda. Penambahan indikator mureksid ini berfungsi sebagai pengompleks yang menghasilkan warna tertentu. Selanjutnya larutan dititrasi dengan menggunakan larutan EDTA sebanyak 2,5 mL hingga berubah warna dari merah muda menjadi ungu. Fungsi dari larutan EDTA ini yaitu untuk mengikat Ca yang ada pada larutan, beurbahnya warna larutan menjadi ungu menandakan titik akhir titrasi telah tercapai. Dari percobaan ini diperoleh kadar Ca pada sampel sebesar 40 mg/L. Menurut teori, batas maksimal Ca pada air adalah 74 mg/L. Jadi sampel yang diujikan tidak melewati batas maksimum Ca pada air.
Pada penentuan kadar magnesium (Mg) dalam sampel, terlebih dahulu memipet 25 mL sampel kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan larutan buffer hingga pH larutan mencapai pH 10. Penambahan larutan buffer ini bertujuan agar tidak terbentuk Mg(OH)2 hingga mudah menentukan Mg pada larutan. Penambahan larutan buffer menghasilkan larutan bening, kemudian ditambahkan sedikit indikator EBT hingga larutan berubah warna menjadi merah muda. Fungsi dari penambahan indikator EBT ini adalah sebagai pengompleks yang menghasilkan warna tertentu, selanjutnya larutan dititrasi dengan menggunakan larutan EDTA yang berfungsi untuk mengikat Mg pada larutan. Penambahan EDTA sebanyak 3,4 mL menghasilkan perubahan warna dari merah muda menjadi biru, ini menandakan kandungan Mg pada larutan sudah habis. Hasil yang diperoleh sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa titik akhir titrasi ditandai dengan berubahnya warna larutan dari merah muda menjadi biru. Adapun kadar Mg yang terkandung dalam sampel adalah 32,64 mg/L. Menurut teori, batas maksimum Mg pada air adalah 30 mg/L sehingga dapat diketahui bahwa kandungan Mg pada sampel melebihi batas maksimum pada air sehingga air tersebut telah tercemar.







BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:
Kadar kalsium (Ca) yang terkandung pada air sumur yang diujikan sebanyak 40 mg/L dan kadar magnesium (Mg) sebanyak 32,64 mg/L.
Kadar kalsium air menandakan air tersebut masih dapat digunakan, pada kadar magnesium yang terkandung air tersebut sudah tidak dapat digunakan.

Saran
Saran yang diberikan pada percobaan ini ialah sebaiknya menggunakan beberapa sampel terutama pada air yang digunakan tiap hari agar dapat diketahui kandungan logam yang terkandung di dalaamnya.








DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih. Kimia Lingkungan. Andi Yogyakarta: Jakarta. 2004.

Amirullah, Ismail Marzuki, ssBiokimia Kesehatan Edisi I. Pustaka As-Salam: Makassar. 2009.

Anonim a. Kesadahan Air. http://id.wikipediaorg/eiki/kesadahan_air. 2010. Diakses pada tanggal 26 April 2011

Anonim b. Kesadahan Air. Dari wikipwdia bahasa Indonesia, eksiklopedia. 2010. Diakses pada tanggal 26 April 2011:

Cotton, Albert. F. Kimia Anorganik Dasar. Universitas Indonesia (UI-Press): Jakarta. 1989.

HS, Syamsidar. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Universitas Islam Negeri Alauddin: Makassar. 2011.

Khopkar, S.M. Konsep Dasar Analitik. Universitas Indonesia (UI-Press): Jakarta.

Sugiarto, H. Kristian. 2003. Kimia Anorganik II. Universitas Yogyakarta: Yogyakarta. 2008.

Sunardi. Unsur Kimia Deskripsi dan Pemanfaatannya. Yrama Wijaya: Bandung. 2006.

Svehla, G. vogel I Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro. PT. Kalman Media Pustaka: Jakarta. 1985.sss

Tidak ada komentar:

Posting Komentar