Rabu, 08 Juni 2011

garam mohr

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerak bumi tersusun atas begitu banyak mineral-mineral logam, mineral-mineral inilah yang belakangan menjadi sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia. Salah satu mineral logam yang cukup banyak di alam adalah besi. Besi merupakan salah satu unsur paling banyak dibumi, membentuk 5% dari pada kerak bumi. Besi dengan nomor atom 26 terletak pada golongan VIII B periode 4 pada sistem periodik unsur.
Logam besi berkilau seperti warna keabuan, berwujud padat mempunyai titik leleh 1811 K dan titik didih 3134 K. Merupakan logam feromagnetik penghantar panas yang baik. Merupakan logam peralihan, oksidanya merupakan oksida amfoter mudah teroksidasi dalam udara lembap (terkorosi). Besi murni bersifat reaktif, logamnya mudah larut dalam asam mineral, tingkat oksidasi tertinggi adalah VI, dan kompleks oktahedralnya bersifat paramagnetik.
Garam mohr merupakan garam rangkap yang terbentuk dari reaksi besi dengan asam sulfat dan larutan ammonia. Senyawa-senyawa yang terkandung didalamnya antara lain: logam besi (logam transisi), larutan ammonia (NH3), dan asam sulfat (H2SO4). Pada praktikum ini asam sulfat digunakan untuk mengoksidasi logam besi (Fe) menjadi ion Fe2+. Kemudian ion Fe2+ akan bergabung dengan ion sulfat (SO42-). Garam Mohr (NH4)2SO4.[Fe(H2O)6]SO4, putih kristal. Digunakan untuk membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetri dan sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik. Berdasarkan label di atas maka dilakukan percobaan pembuatan garam mohr.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini yaitu bagaimana teknik pembuatan Garam Mohr?

C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui teknik pembuatan garam mohr.

D. Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan ini adalah dapat mengetahui teknik pembuatan garam mohr.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ferro (Fe) berasal dari bahasa latin yang berarti besi. Dalam sistem periodik unsur, besi mempunyai simbol Fe dengan nomor ataos 26. Besi merupakan logam yang terletak pada golongan 8 dan periode 4. Posisi unsur besi dalam SPU adalah 6 mangan ← besi → kobalt. Besi merupakan salah satu unsur paling banyak diBumi, membentuk 5% daripada kerak bumi. Kebanyakan besi ini hadar dalam berbagai jenis oxida besi, seperti bahan galian hematit Fe2O3, magnetit dan takonit. Dalam perindustrian, besi dihasilkan daripada bujih, kebanyakannya hematit (sedikit Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4), melalui penurunan oleh karbón pada suhu sekitar 2000oC. Bijih besi dialam terdiri dari bermacam-macam mineral logam yang berbentuk oxida besi, mempunyai kandungan Fe relatif rendah dan ukurannya tidak menentu.
Kebanyakan besi ini hadir dalam berbagai jenis oksida besi, seperti bahan galian hematit (Fe2O3), magnetit , dan takonit. Dalam perindustrian, besi dihasilkan daripada bijih, kebanyakannya hematit (sedikit Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4), melalui penurunan oleh karbon pada suhu sekitar 2000°C. Bijih besi di alam terdiri dari bermacam-macam mineral logam yang berbentuk oksida besi, mempunyai kandungan Fe relatif rendah dan ukurannya tidak menentu. Mineral logam yang berbentuk oksida besi yang terpenting antara lain: Laterit (golongan dari limonites), hematit (Fe2O3), magnetik (Fe3O4), Ilmenit (FeTiO3), Limonit (Fe2O3nH2O), Sideret (FeCO3).
Senyawa ferro yang paling penting adalah garam besi (II) sulfat, lazim disebut garam ferro sulfat bentuk yang umum dari garam ini adalah vitriol hijau, FeSO4.7H2O yang mengkristal dalam bentuk monoklin. Garam ini isomorf dengan garam Epson atau garam inggris MgSO4.7H2O. Garam besi (II) sulfat ini dapat diperoleh dengan cara melarutkan serbuk besi atau besi (II) sulfida dalam asam sulfat encer. Setelah larutan disaring dan diuapkanmaka akan mengkristal FeSO4.7H2O yang berwarna hijau. Dalam skala besar garam ini dibuat dengan cara mengoksidasi perlahan garam FeS2 oleh udara yang mengandung air. Garam besi (II) sulfat dan garam sulfat yang berasal dari logam alkali, dapat bergabung membentuk garam rangkap. Contoh reaksinya adalah (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O senyawa ini disebut dengan garam mohr.
Besi biasanya berada dalam bentuk garam dan kristalnya. Ion ferro [Fe(H2O)6]2+ memberikan garam berkristal. Garam mohr (NH4)2SO4.Fe(H2O)6SO4 cukup stabil terhadap udara dan terhadap hilangnya air, dan umumnya dipakai untuk membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetri, dan sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetic. Sebaliknya FeSO4.7H2O secara lambat melapuk dan berubah menjadi kuning cokelat bila dibiarkan dalam udara. Unsur besi (Fe) dalam suatu sistem Periodik Unsur (SPU) termasuk ke dalam golongan VIII. Besi dapat dibuat dari biji besi dalam tungku pemanas. Biji besi biasanya mengandung Fe2O3 yang dikotori oleh pasir (SiO2) sekitar 10%, serta sedikit senyawa sulfur, fosfor, aluminium, dan mangan. Besi dapat pula dimagnetkan
Besi adalah logam yang kedua melimpah sesudah aluminium dan unsur ke empat yang paling melimpah dalam kulit bumi. Teras bumi dianggap utama terdiri atas Fe dan Ni. Bijih yang utama adalah hematite Fe2O3, magnetite Fe3O4, limonite Fe(OH), dan siderite FeCO3. Besi murni cukup reaktif dalam udara lembab cepat teroksidasi memberikan besi (III) oksida hidrat (karat) yang tidak sanggup melindungi, karena zat ini hancur dan membiarkan permukaan logam yang baru terbuka. Besi yang sangat halus bersifat pirofor.
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan liat. Ia melebur pada 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnitkan. Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi. Pada mana dihasilkan garam-garam besi(II) dan gashidrogen. Garam-garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida, FeO dalam larutan. Garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efeknya dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasikan ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin disimpan untuk waktu yang agajk lama.
Biji besi biasanya mengandung Fe2O3 yang dikotori oleh pasir (SiO2) sekitar 10%, serta sedikit senyawa sulfur, fosfor, aluminium, dan mangan. Besi dapat pula dimagnetkan. Endapan pasir besi, dapat memiliki mineral-mineral magnetik seperti magnetik (Fe3O4), hematit (α- Fe2O3), dan maghemit (γ- Fe2O3). Mineral-mineral tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan industri. Magnetit, misalnya, dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk tinta kering (toner) pada mesin photo-copy dan printer laser, sementara maghemit adalah bahan utama untuk pita-kaset.
Penambaha OH- kepada larutan Fe2+ menghasilkan hidroksida hijau pucat, yang mudah teroksidasi oleh udara memberikan ferrioksida hidrat yang coklat merah. Fe(OH)2 suatu hidroksida sejati dengan struktur Mg(OH)2 agak bersifat amfoter. Seperti Fe, zat ini larut dalam NaOH pekat, dari larutan ini dapat diperoleh kristal-kristal biru Na4[FeII(OH)6].
Garam-garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida, FeO dalam larutan. Garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efeknya dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasikan ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin disimpan untuk waktu yang agajk lama.
Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi Fe (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efek ini; dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasikan ion besi (II). Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari oksida besi (III), Fe2O3. Mereka lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda; jika larutan mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi mengubah ion besi (III) menjadi besi (II). Ion ferro [Fe(H2O)6]2+ memberikan garam berkristal.
Garam besi (II) sulfat dapat bergabung dengan garam-garam sulfat dari garam alkali, membentuk suatu garam rangkap dengan rumus umum yang dapat digambarkan sebagai M 2Fe(SO4).6H2O, dimana M merupakan simbol dari logam-logam, seperti K, Rb, Cs dan NH4. Rumus ini merupakan gabungan dua garam dengan anion yang sama atau identik yaitu M 2SO4FeSO4.6H2O. Endapan pasir besi, dapat memiliki mineral-mineral magnetik seperti magnetik (Fe3O4), hematit (α- Fe2O3), dan maghemit (γ- Fe2O3). Mineral-mineral tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan industri. Magnetit, misalnya, dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk tinta kering (toner) pada mesin photo-copy dan printer laser, sementara maghemit adalah bahan utama untuk pita-kaset. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi Fe (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efek ini; dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasikan ion besi (II). Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari oksida besi (III), Fe2O3. Mereka lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda; jika larutan mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi mengubah ion besi (III) menjadi besi (II). Ion ferro [Fe(H2O)6]2+ memberikan garam berkristal. Besi yang sangat halus bersifat pirofor. Logamnya mudah larut dalam asam mineral. Dengan asam bukan pengoksidasi tanpa udara, diperoleh Fe2+. Dengan adanya udara atau bila digunakan HNO3 encer panas, sejumlah besi menjadi Fe (III). Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, pada mana dihasilkan garam-garam besi (II) dan gas hydrogen. Besi murni cukup reaktif. Dalam udara lembap cepat teroksidasi memberikan besi (III) oksida hidrat (karat) yang tidak sanggup melindungi, karena zat ini hancur dan membiarkan permukaan logam yang baru terbuka. Pemisahan pasir besi dilakukan dengan cara mekanik, yaitu menggunakan mekanik separator, dengan cara ini dihasilkan konsentrasi pasir besi. Selanjutnya dengan menambahkan bahan pengikat dan memanaskan kuat, konsentrasi pasir besi dijadikan butiran besi (pellet). Pellet ini dapat dibentuk menjadi besi setengah jadi (billet).

Besi merupakan salah satu logam transisi golongan VIIIB yang mudah ditempah, mudah dibentuk, berwarna putih perak, dan mudah dimagnetisasi pada suhu normal logam besi terdapat dalam tiga bentuk, yaitu x-iron (α-iron), dan (garam-iron), dan (γ-iron) perdeaan dari tiap bentuk besi dapat bersenyawa dengan unsur – unsur lain. Dan dilihat dari susunan atom – atom pada kisi kristalnya. Seperti contoh yaitu unsur halogen (fluorin, klorin, bromine, iodin, dan astatin), belerang, fosfor, karoon, oksigen, dan silikon. Dialam, besi terdapat dalam bentuk senyawa – senyawa antara lain sebagai hematif, (Fe2O3) magnetik (Fe2O4), dari proses elektrolisis dari larutan besi sulfat.
Asam sulfat adalah bahan kimia yang diproduksi dalam jumlah besar di dunia. Manfaatnya berkisar mulai dari pengolahan logan sampaui produksi obat-obatan dan manufaktur pupuk, .Pada kenyataannya perannya dimulai antarea 1750 dan tahun 1900. Pada tahun 1750 asam sulfat diproduksi dan digunakan dalam skala klecil dalampengujian dan pengolahan logamdan digunakan oleh beberapa dokter untuk pengobatan sekalipun tidak ada dasar ilmiahnya.
Adapun sifat-sifat yang dimiliki dari unsur besi yaitu besi mudah berkarat dalam udara lembab dengan terbentuknya karat (Fe2O3.nH2O), yang tidak melindungi besinya dari perkaratan lebih lanjut, maka dari itu biasanya besi di tutup dengan lapisan logam zat–zat lain seperti timah, nikel, seng dan lain–lain. Suatu besi jika dalam keadaan pijar besi dapat menyusul O dan H2O (uap) dengan membentuk H2 dan Fe3O4. Sedangkan jika di pijarkan di udara, besi akan membentuk Fe2O3 (ferri oksida) dan menggerisik, serta jika suatu besi tidak termakan oleh basa, besi dapat larut dalam asam sulfat encer dan asam klorida dengan membentuk H2, asam sulfat pekat tidak memakan besi.
Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi Fe (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin mudah ion besi (II) dioksidasi, dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasikan ion besi (II). Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari oksida besi (III), Fe2O3. Mereka lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda, jika larutan mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi mengubah ion besi (III) menjadi besi (II). Ion ferro [Fe(H2O)6]2+ memberikan garam berkristal.
Besi yang sangat halus bersifat pirofor. Logamnya mudah larut dalam asam mineral. Dengan asam bukan pengoksidasi tanpa udara, diperoleh FeII. Dengan adanya udara atau bila digunakan HNO3 encer panas, sejumlah besi menjadi Fe (III). Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, pada mana dihasilkan garam-garam besi (II) dan gas hidrogen. Besi murni cukup reaktif, dalam udara lembap cepat teroksidasi memberikan besi (III) oksida hidrat (karat) yang tidak sanggup melindungi, karena zat ini hancur dan membiarkan permukaan logam yang baru terbuka.
Suatu bahan yang digunakan dalam proses peleburan besi yaitu biji besi, batu kapur (CaCO3) dan kokas (C). Semua dimasukkan dari atas menara. Pada bagian bawah dipompakan udara yang mengandung oksigen. Salah satu kereakitfan besi yang merugikan secara ekonomi adalah korosi, penyebabnya adalah udara dan uap air membentuk Fe2O3. Bilangan oksidasi besi adalah +2 dan +3, tetapi umumnya besi (II) lebih mudah teroksidasi spontan menjadi besi (III). Oksidasi besi yang telah dikenal adalah FeO, Fe2O3, dan Fe3O4. Oksidasi FeO sulit dibuat karena terdisproporsionasi menjadi Fe dan Fe2O3.
Besi membentuk dua deret garam yang penting. Garam-garam besi (II) (atau ferro) diturunkan dari besi (II) oksida , FeO. Dalam larutan, garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Ion-ion gabungan dan kompleks-kompleks yang berwarna tua adalah juga umum. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasi menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin mudah ion besi (II) teroksidasi, dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasi ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin disimpan untuk waktu yang agak lama.
Dasar pembuatan garam rangkap adalah kristalisasi, dimana kristal garamnya diperoleh melalui pemanasan. Langkah awal pembuatan garam Mohr adalah melarutkan serbuk besi dalam H2SO4 10% yang dibantu dengan dipanaskan agar kelarutan besi dalam H2SO4 lebih optimal. Pemanasan ini dilakukan secara perlahan untuk menjaga agar besi (II) tidak teroksidasi menjadi besi (III). Setelah tahap pemanasan, dilakukan proses.
penyaringan untuk memisahkan serbuk besi yang tidak larut. Filtrat yang diperoleh kembali ditambahkan H2SO4 tetapi dengan konsentrasi yang lebih pekat lalu dipanaskan secara perlahan untuk menjaga kestabilan Fe, larutan yang terbentuk hasil pemanasan ini disebut larutan A.


















BAB III
METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah :
Hari/Tanggal : Senin, 11 April 2011
Pukul : 08.00 Wita sampai selesai
Tempat : Laboratorium kimia Anorganik lantai 1
Fakultas Sains dan Tekhnologi
UIN Alauddin Makassar.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
Alat
Penangas listrik 1 buah
Neraca analitik 1 buah
Pembakar bunsen 1 buah
Gelas kimia 400 ml 1 buah
Erlenmeyer 250 ml 1 buah
Pipet volum 25 ml 1 buah
Pipet skala 5 ml 1 buah
Pipet tetes 2 buah
Bulp 1 buah
Corong 1 buah
Kaki tiga 1 buah
Kasa asbes 1 buah
Kaca arloji 1 buah
Sendok tanduk 1 buah
Botol semprot 1 buah

Bahan
Asam sulfat (H2SO4) 10 % 30 ml
Amonia (NH3) 150 ml
Aquades (H2O)
Kertas saring
Kertas pH universal
Serbuk besi (Fe) 2 gram

Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
Menimbang 2 gram serbuk besi atau paku dan melarutkan dalam 30 ml H2SO4 10 %.
Memanaskan hingga hampir semua besi melarut (mugkin sulit untuk melarutkan semua besi).
Menyaring larutan ketika sedang panas - panas.
Menambahkan sedikit asam sulfat pada filtrat dan menguapkan larutan sampai terbentuk kristal di permukaan larutan (disebut larutan A).
Menetralkan 30 ml H2SO4 10 % dengan amonia, kemudian uapkan larutan amonium sulfat yang terbentuk sampai jenuh ( disebut larutan B).
Mencampurkan larutan A dan larutan B masing-masing dalam keadaan panas, setelah itu dinginkan.
Setelah dingin maka akan terbentuk kristal yang berwarna hijau muda.
Garam Mohr yang murni dapat diperoleh dengan cara melarutkan kembali dalam sedikit mugkin air panas, kemudian dibiarkan mengkristal.
Menimbang garam Mohr yang diperoleh dan melaporkan hasilnya.














BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Adaun hasil dari pengamatan ialah:
Larutan A
2 gram Fe + 30 mL H2SO4 10 % FeSO4 + H2 ( larutan warna hitam) didinginkan larutan berwarna hijau + H2SO4 10 % hijau.

Larutan B
30 ml H2SO4 100 % + HN3 (NH4)2SO4 larutan bening
Larutan bening.

Larutan A + Larutan B larutan hijau didinginkan larutan warna hijau muda disaring hijau muda

B. Reaksi
Fe + H2SO4 FeSO4 + H2
NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4 + H2O
FeSO4 + (NH4)2SO4 (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O

C. Analisa Data
Mol Fe
Fe + H2SO4 Fe SO4
Mol Fe ≈ Mol FeSO4
Diketahui :
massa Fe = 2 g
Mr Fe = 55,58 g/mol
Ditanya : Mol Fe ……………..?
Jawab :
Mol Fe = Massa/BM
Mol Fe = (2 g)/(55,85 g⁄mol) = 0,358 mol
Jadi mol FeSO4 = 0,358 mol
Massas (NH4)2 Fe(SO4)2.6H2O
FeSO4 (aq) + (NH4)2SO4 (aq) (NH4)2 Fe(SO4)2.6H2O(aq)
Mol FeSO4 (aq) ≈ Mol (NH4)2 Fe(SO4)2.6H2O(aq)
Diketahui : Mol (NH4)2 Fe(SO4)2.6H2O ≈ Mol Fe SO4 = 0,358 mol
BM (NH4)2 Fe(SO4)2.6H2O = 392 g⁄mol
Ditanya : g (NH4)2 Fe(SO4)2.6H2O ……..?
Jawab :
g (NH4)2 Fe(SO4)2.6H2O = Mol x BM
g (NH4)2 Fe(SO4)2.6H2O = 0,358 mol x 392 g⁄mol = 140,336 g
Berat rendamen
Diketahui : Berat teori = 140,336 g
Berat garam mohr praktek = 0
Ditanya : Berat rendamen …………?

Jawab :
Berat rendamen = (Berat praktek)/(Berat teori) x 100%
Berat rendamen = ( 0 g)/(70,168 g) x 100%
Berat rendamen = 0 %

C. Pembahasan
Garam Mohr adalah garam yang dibuat dengan cara mencampurkan kedua garam, yakni garam besi(II) sulfat dengan garam ammonium sulfat, dimana masing-masing garam dilarutkan sampai jenuh dan pada besi (II) sulfat ditambahkan sedikit asam.
Pada percobaan ini bahan yang digunakan ialah asam sulfat (H2SO4) 10 % 30 ml, amonia (NH3) 150 ml, aquades (H2SO4), kertas saring, kertas pH universal dan serbuk besi (Fe) 2 gram.
Perlakuan pertama membuat larutan A dengan cara dilarutkan dalam besi sebanyak 2 gram besi kedalam 30 mL H2SO4 10% larutan berwarna abu-abu kehitaman dan endapan yang berupa besi akan melarut, dimana H2SO4 merupakan pelarut yang mengandung proton yang dapat diionkan dan bersifat asam kuat atau lemah. Dipanaskan larutan sampai hampir semua besi larut, sehingga larutan berubah menjadi warna hijau muda. Adapun tujuan dari penyaringan adalah untuk menghindari terbentuknya kristal pada suhu yang rendah dan tujuan dari pemanasan adalah adalah sebagai katalis yaitu untuk mempercepat terjadinya reaksi sehingga hampir semua besi dapat melarut. Larutan ini terus diuapkan dengan tujuan untuk mengurangi molekul air yang ada pada larutan. Larutan ini digunakan untuk menstabilkan kristal vitrol yang terbentuk. Percobaan ini manghasilkan garam besi (II) sulfat yang merupakan garam besi (II) yang terpenting.
Selanjutnya membuat larutan B yaitu pertama menetralkan 30 ml larutan H2SO4 10% dengan amoniak (NH3), kemudian campuran tersebut berupa larutan jernih dan panas. Lalu dilakukan pengukuran pH dengan menggunakan kertas lakmus maka hingga pH larutan tersebut netral (pH 7) karena reaksi antara kedua reaktan merupakan reaksi netralisasi asam-basa dengan pH netral. Kemudian larutan ini diuapkan hingga jenuh sampai timbul endapan-endapan kristal.
Selanjutnya larutan A dan B dicampurkan dalam keadaan masih panas agar tidak terjadi pengkristalan larutan pada suhu yang rendah hingga larutan berwarna hijau muda. Selanjutnya larutan didinginkan untuk memperoleh kristal selama tiga hari. Setelah beberapa hari, tidak terdapat kristal pada larutan sedikitpun, hal ini disebabkan karena kesalahan dalam prosedur yang dilakukan oleh praktikan dan tidak tepetnya dalam mengamati perubahan yang terjadi. Maka, dari hasil perhitungan diperoleh rendamen garam mhor 0 % yang menunjukkan bahwa garam mhor tidak murni.








BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini ialah dalam pembuatan garam mohr dapat dilakukan dengan cara pengkristalisasi, yaitu melalui penguapan dan didapatkan kristal berwarna hijau muda.

B. Saran
Adapun saran dari praktikan yaitu sebaiknya sebaiknya dalam melakukan pengamatan sebaiknya lebih teliti dan dilaksanakan sebaik mungkin agar dapat dipeoleh hasil yang sesuai.











LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Kimia Anorganik dengan judul “GARAM MOHR”, yang disusun oleh:
Nama : Nurfitriani
Nim : 60500108013
Kelompok : III (Tiga)
telah diperiksa dengan teliti oleh asisten / koordinator asisten, maka dinyatakan diterima.
Samata, April 2011
Koordinator Asisten Asisten

( Anna Handayani. S.Si ) ( Kurnia Ramadani. S.Si )



Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab



( SYAMSIDAR HS, S.T.,M.Si )
Nip:





Daftar Pustaka

Anonim a, Garam mohr, http://en.wikipedia.org/wiki/Mohr_salt, 2010.

F. Cotton dan Geoffrey, Wilkinson dan. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia, 1989.

home chemistry,”Garam mohr,” Situs resmi http://safrizale.blogspot.com/. 13 desember 2010.

Oxtoby. Prinsip-prinsip kimia modern. Jakatra: Erlangga. 2003.

Sunardi. 116 unsur kimia. Baandung: CV. Yrama Widya, 2001.

Susanti, kalium nitrat. Kendari: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo. 2010

Svehla, G. vogel Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta:Kalman, 1985.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar